Sabtu, 19 Januari 2013

Kalung Siska


NAMANYA Siska. Gadis tercantik di kelasku. Memiliki ayah seorang pelancong dari kota ke kota. Laki-laki yang menghabiskan hidupnya di jalanan. Seorang bapak yang, menurut Siska, sangat ia sayangi. Katanya, tiap kali pulang dari bepergian, Bapak yang memiliki tato di lengan kanan itu, selalu membawa hadiah dari perjalanan.
“Ya, tiap perjalanan selalu mesti ada yang dikenang.”
Saat itu, Siska memberikan satu biji coklat.
“Ini untukmu, melambangkan persahabatan.”
“Apa persahabatan bisa dimakan?”
Siska tertawa. Saat itu siapa pun yang melihat akan terpesona dengan gigi-gigi yang rapi di balik katup bibirnya.  “Apa maksudmu?”
Aku langsung mengambil coklat itu dari genggaman tangannya. Kemudian melumatnya dengan penuh kenikmatan. Coklat istimewa dari orang istimewa. Sepagi itu, sekira jam enam pagi lebih duapuluh menit, aku sudah duduk di balkon bersamanya melihat puluhan siswa lain berhamburan datang.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More